20220318_192203_0000-26825832
GUA TETES: HARTA KARUN DI BALIK TIMBUNAN AIR TERJUN

Pernah merasakan sebuah rasa penat dan jenuh yang luar biasa menyesaki pikiran? Kepenatan sehabis bergumul merangkai kehidupan yang mapan ataupun kejenuhan yang disebabkan oleh kesibukan yang repetitif memang kerap menyambangi, namun mereka hanyalah tamu. Mereka akan pulang dengan sendirinya apabila keperluan mereka tertuntaskan, dan berpamitan secara hormat jikalau kita memperlakukan mereka dengan beradab. Bagaimana caranya? Menurut saya, metode yang akan dilancarkan oleh masing-masing itu beragam. Salah satu trik yang paling manjur adalah dengan cara refreshing! Berkunjung ke sebuah objek hiburan, bisa yang alamiah ataupun industrial! Asalkan kita dapat menemukan ketenangan yang kita dambakan di tempat tersebut. 

 

Apabila kalian kebingungan untuk memilih papan tujuan healing tersebut, maka saya punya ribuan rekomendasi untuk kalian catat dan agendakan! Dan daftar advis itu bakal kita awali dari 

——— GUA TETES ————————

Seperti namanya, Gua Tetes adalah salah satu spot pariwisata yang berwujud gua, dengan karakteristik utamanya yang juga menjadi etimologi nama gua tersebut, yakni aliran air terjun di atasnya yang merembes masuk melalui mulut gua dan meresap menitiki perantaraan langit-langit gua, yang tidak akan mengikis meskipun musim kemarau bersinggah. 

Source: Pinterest

Gua Tetes berlokasi di daerah Besukcukit, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Tempat pariwisata ini mulai dikelola secara getol oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang pada tahun 1982 sejak penemuan pertamanya oleh seorang tukang kayu pada tahun 1969. Organisasi Kepramukaan benar-benar berperan besar dalam gagasan mempopulerkan wisata yang terletak berdampingan dengan Air Terjun Tumpak Sewu, nyatanya keduanya mengalir pada arus sungai yang sama. Karena pada permulaan Gua Tetes disapa pelancong di 1975, mayoritas dari mereka ialah anggota Organisasi Kepramukaan setempat. 

Gua Tetes termasuk gua yang terbentuk akibat larutan batuan karst yang terbentuk atas batuan kapur, dolomit, dan gipsum bersama kombinasi air hujan yang bercampur dengan pasokan karbon dioksida (CO2) di atmosfer dan kandungan gas yang terserap selama berada di bawah tanah. Cairan air hujan tersebut menghasilkan air bersifat asam lemah, yang kemudian meresap ke dalam bumi melalui retakan, sampai pada akhirnya menciptakan saluran semacam pipa bawah tanah. Saluran tersebut akan semakin melebar jika air asam yang merembes meningkat hingga terwujudkan aksesbilitas bagi manusia untuk memasukinya, meskipun proses ini memakan durasi lebih 100.000 tahun lamanya. Alias, batuan karst tersebut mengalami erosi. 

Gua Tetes sendiri telah menggaet banyak wisatawan dari seluruh kalangan usia menggunakan daya tarik alamiahnya yang mengagumkan tersebut. Dengan harga tiket masuk sebesar Rp. 5000,00, kita sudah dapat menikmati dan menyusuri kemolekan penjuru Gua Tetes, tentunya dengan tetap memperhatikan peraturan yang ada. Selain itu, pengunjung pun diperbolehkan untuk “mencicipi” kesegaran air di Gua Tetes dengan bermandi-mandi maupun kegiatan akuatik lainnya. Jangan lupa untuk mengabadikan tiap inci dari momen yang tertangkap oleh netra! Simpan dalam kenangan untuk membantumu lagi di kemudian hari. Tak ayal, camping pun dimungkinkan untuk didirikan di tempat wisata ini. Jadi, tunggu apa lagi?

Source: Pinterest

Dengan melalui rute Kabupaten Lumajang – Kecamatan Pronojiwo – Desa Sidomulyo – Gua Tetes kita bisa mengakses mobilitas menuju objek wisata ini, tentunya lebih afdol dikunjungi pada saat cuaca mendukung. Lebih baik juga berbekal konsumsi, pakaian ganti, alat dokumentasi, perlengkapan P3K dan alat operasional lainnya, air mineral yang cukup, serta pakaian yang memadai keadaan sebagai wejangan preparasi yang matang. Serta tentunya transportasi yang mendukung, tak lupa uang pembayaran parkirnya yang berkisar Rp. 2000,00 untuk motor dan Rp. 5000,00 untuk mobil. Rencana pengunjungan yang pas akan sangat bermanfaat untuk durasi wisata dari pukul 07:00 sampai dengan pukul 17:00 

Sayangnya, karena terletak di posisi yang agak ke dalam, bakal menjadi sedikit melelahkan untuk menjangkau spot wisata ini apabila tidak didampingi oleh kondisi badan yang mumpuni. Namun, rasa penat dan jenuh tersebut akan segera terbayarkan ketika kita sukses mencapai vital pariwisata ini. Bagai kata pepatah, yaitu berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Kepenatan dan kejenuhan kita akan hiruk-pikuk dunia dibayar dengan ketenangan dan kedamaian yang didambakan. 

—————— CATATAN KAKI ——

https://sikidang.com/goa-tetes/

https://www.explorebromo.com/2019/04/air-terjun-karst-goa-tetes.html

https://www.nationalgeographic.com/science/article/caves

https://id.wikipedia.org/wiki/Goa_Tetes

https://www.google.co.id/maps/place/Goa+Tetes/@-8.2330727,112.917878,17.75z/data=!4m5!3m4!1s0x2dd614082782e279:0xc790d5cb734b35f1!8m2!3d-8.2330211!4d112.9185373?hl=en

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Nyalanesia bekerja sama dengan ribuan guru dan kepala sekolah di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membangun jembatan literasi agar setiap anak punya kesempatan untuk mewujudkan mimpi.

Pendidikan adalah alat untuk melawan kemiskinan dan penindasan. Ia juga jembatan lapang untuk menuju rahmat Tuhan dan kebahagiaan.

Mendidik adalah memimpin,
berkarya adalah bernyawa.

Artikel
Terkait